Bank Indonesia (BI) telah aktif mendorong penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) dalam aktivitas keuangan lintas negara. Hal ini dibahas dalam “Indonesia-Tiongkok Business Forum” di Beijing, Republik Rakyat China pada tanggal 26 September 2023. BI menekankan pentingnya LCT sebagai mata uang perdagangan, investasi, pasar keuangan, perbankan, dan transaksi pembayaran antarnegara.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa ada lima alasan kuat bagi China untuk terus berinvestasi di Indonesia. Pertimbangan ini mencakup pondasi makroekonomi yang stabil, pertumbuhan yang tinggi, reformasi struktural yang berkelanjutan, digitalisasi ekonomi yang cepat, dan pengembangan ekonomi inklusif.
Menurut Perry, stabilitas makroekonomi dan moneter Indonesia, ditambah dengan stabilitas keuangan yang kuat, menjadi faktor penting yang mendukung investasi asing. Dengan performa makroekonomi yang kuat, Indonesia menawarkan peluang bisnis yang menarik bagi China.
Selain dengan China, Indonesia telah menjalin kerja sama Local Currency Transaction dengan beberapa negara tetangga, termasuk Malaysia, Thailand, dan Jepang. Singapura dan Korea Selatan juga telah setuju untuk membangun kerangka kerja sama LCT dengan Indonesia.
Perry menjelaskan bahwa LCT adalah mekanisme transaksi bilateral yang memungkinkan negara-negara mitra untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan mereka. Dalam konteks Indonesia-Tiongkok, penggunaan mata uang Yuan maupun Rupiah dalam transaksi dapat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing.
BI telah aktif mempromosikan penggunaan Local Currency Transaction, dan sejak tahun 2017, banyak bank di Indonesia dan China yang telah mengadopsi sistem ini. Perkembangan LCT Indonesia-Tiongkok selama dua tahun terakhir menunjukkan tren positif dalam hal volume dan jumlah pengguna. Perry mendorong bank dan pelaku usaha untuk terus meningkatkan penggunaan LCT.
Penerapan LCT diharapkan akan mendorong kerja sama investasi dan perdagangan antara Indonesia dan China. Kampanye promosi LCT di China dimulai pada tahun 2021, dan Bank Indonesia terus berkomitmen untuk mengoptimalkan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara.
Selain promosi Local Currency Transaction, BI juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan People’s Bank of China (PBOC) dan Tsinghua University. Kerja sama dengan PBOC mencakup berbagai aspek kebijakan moneter, stabilitas keuangan, inovasi digital dalam sistem pembayaran, dan anti pencucian uang/pemberantasan pendanaan terorisme. Sementara itu, kerja sama dengan Tsinghua University melibatkan bidang pembelajaran dan riset.
Indonesia juga menawarkan proyek-proyek bersih (clean and clear) dalam sektor energi terbarukan, proyek di kawasan IKN Nusantara, infrastruktur transportasi, dan industri kendaraan listrik. Terdapat 16 proyek terpilih yang telah ditawarkan dan diharapkan akan membawa manfaat bagi kedua negara. Dengan promosi investasi ini, Indonesia dan China berharap untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di berbagai sektor ekonomi. Bagaimana tanggapan Anda soal Local Currency Transaction?