Akhirnya setelah menunggu lama dan proyek tol laut program unggulan Presiden Joko Widodo diresmikan dan siap beroperasi salah satunya adalah tol laut Cilacap-Banyuwangi-Celukan Bawang Bali dan sebaliknya. Pelayaran mengarungi tol laut perdana kapal perintis route R-106 akan diresmikan pada Rabu (9/5/2018) mendatang.
Program pelayaran melalui tol laut memang memiliki tujuan mendorong perkembangan ekonomi berbasis kerakyatan di jalur pesisir selatan Jawa, khususnya antar kabupaten provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Selain itu juga mewujudkan konsep “Short Sea Shipping” jalur selatan Jawa, dengan mengalihkan beban angkutan jalan ke jalur laut untuk mengurangi polusi, menekan angka kecelakaan di jalan raya, mengurangi kemacetan,dan mengurangi beban biaya perawatan jalan yang cukup tinggi.
Setelah melewati rute Cilacap – Banyuwangi – Celukan Bawang dan sebaliknya, angkutan kapal tol laut selatan juga akan melayani rute Cilacap – Pangandaran – Pelabuhan Ratu . Kemudian kembali ke Cilacap – Kulon Progo – Pacitan – Prigi/Trenggalek – Banyuwangi – Celukan Bawang PP. Untuk tahap ketiga, akan dilakukan penambahan kapal dengan sistem service crossing sehingga tercapai hari layar yang efektif.
Tol laut sendiri konsepnya memang melayani angkutan barang, angkutan penumpang barang, dan angkutan penumpang, yang penyelenggaraannya melalui mekanisme subsidi dan dilakukan perusahaan angkutan laut nasional baik BUMN maupun swasta nasional.
Sampai saat ini Jumlah layanan angkutan laut perintis kargo yang melewati tol laut tahun ini sebanyak 133 trayek, yang salah satunya R-106 dengan home base di Cilacap. Sedangkan angkutan penumpang terdiri dari 26 trayek masih akan dioperasikan kemudian harinya.
Adapun kapal yang beroperasi untuk route R-106 yakni Kapal Bintan Utama dengan registrasi 2014 Ka No.6631/L. Kapal tersebut berdimensi panjang 95,70 meter, lebar 13,80 meter dengan bobot mati 4.400 ton. Ada 20 ABK yang siap melayani operasional pelayaran perintis di kapal itu. Pada kondisi normal, kapal Bintan Utama dapat melaju dengan kecepatan 10 knot, dan dapat ditingkatkan hingga 12 knot pada kecepatan maksimum.
Pencapaian ini menjadi indikasi bahwa program mengaktifkan kembali Indonesia sebagai salah satu Negara kuat sektor maritime terus berlanjut dan benar-benar harus terealisasi bukan hanya isapan jempol belaka.