Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) memantapkan posisinya sebagai destinasi wisata Internasional, dan Siapa sangka pertumbuhan investasi di Provinsi tersebut kian meningkat dalam bidang pariwisatanya.
Pada tahun 2016-2017 pertumbuhan investasi meningkat dengan prosentase 19 persen, sektor pariwisata tersebut kini menyumbang investasi tertinggi di wilayah NTB. Investasi terbesar NTB meliputi pembangunan hotel, restaurant, pusat wisata, dan jasa usaha kepariwisataan seperti travel dan rental.
Dua pulau besar destinasi pariwisata Lombok dan Sumbawa yang semakin populer karena keindahan pantai, panorama alam dan keragaman budaya di NTB saat ini menjadi magnet wisatawan manca dan nasional.
Hasilnya 3.8 juta wisatawan manca dan Nasional sudah berkunjung NTB. Bila dibanding dengan tahun sebelumnya wisatawan yang berkunjung sekitar 3 juta wisatawan ini membuktikan peningkatan yang sangat pesat.
Saat ini target di 2018 akan di naikkan menjadi 4 juta wisatawan yang berkunjung dan menargetkan pasar investasi sektor pariwisatanya. Saat kawasan Mandalika di jadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh pemerintah dan menjadikannya salah satu destinasi unggulan pariwisata Indonesia.
Minat investasi di NTB memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya sektor Pariwisata. Animo ini menunjukan NTB daerah yang strategis dan aman untuk berinvestasi. Salah satu faktor yaitu kemudahan investasi dari sisi perizinan di NTB lainnya yaitu kawasan-kawasan strategis pariwisata di Lombok dan Sumbawa yang cocok sebagai lokasi pembangunan kepariwisataan dan layak dikembangkan para investor.
Peningkatan nilai investasi di NTB cukup baik. Realisasi nilai investasi di NTB hingga triwulan ke tiga 2017 bahkan sudah mencapai Rp7,073 Triliun, atau sudah lebih dari target tahun 2017 yang mencapai Rp6,976 Triliun melebihi target. Investasi itu berasal dari investasi Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanam Modal Asing (PMA), di semua sektor yang ada, baik Pertambangan, Pariwisata, Pertanian secara luas, dan sektor lainnya.
Dinas PM-PTSP NTBG baru bisa melansir rekapitulasi nilai investasi untuk triwulan keempat pertengahan Januari nanti. Sebab, semua laporan perkembangan investasi baru didapat dari semua investor pada 10 Januari. Peningkatan investasi di NTB itu menunjukan bahwa Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang potensial dan aman untuk menanamkan investasi.