Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan akan menawarkan 75 blok migas secara serentak pada 2025. Kebijakan tersebut diambil untuk mempercepat pencapaian target lifting minyak 900.000 barel per hari pada 2029.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menyebutkan pola lelang bertahap dinilai tak lagi relevan. Semua wilayah kerja (WK) akan ditawarkan sekaligus, sehingga badan usaha bisa langsung memilih blok mana yang diminati untuk dikompetisikan.
Dirjen Migas, Laode Sulaeman, menambahkan tahun ini pemerintah sudah menyiapkan 17 WK untuk ditawarkan. Namun, jadwal pasti lelang berikutnya akan diumumkan setelah persiapan teknis rampung.
75 Blok Migas Dibuka, Investor Tunggu Kepastian Data dan Regulasi
Rencana pelelangan serentak 75 blok migas mendapat beragam respons. Ketua Komite Investasi Aspermigas, Moshe Rizal, menekankan bahwa minat investor lebih ditentukan oleh kualitas aset dan kelengkapan data daripada sekadar jumlah WK.
Ia menilai pemerintah harus menyiapkan informasi geologi, geofisika, dan data teknis secara matang. Minimnya data membuat investor enggan mengambil risiko. “Kalau datanya jelas, investor lebih percaya diri untuk masuk,” ujarnya.
Pengamat energi, Pri Agung Rakhmanto juga menekankan pentingnya fiscal terms yang kompetitif. Menurutnya, lelang serentak hanya akan berhasil jika dibarengi regulasi yang konsisten dan insentif yang menarik.
Sementara itu, praktisi migas Hadi Ismoyo menilai lelang serentak memberi alternatif lebih banyak bagi investor. Namun, keputusan tetap bergantung pada prospektivitas blok dan potensi pasar, khususnya untuk gas.
Penawaran 75 blok migas sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah mendorong investasi sektor energi. Namun, keberhasilan lelang sangat ditentukan oleh kualitas data, konsistensi regulasi, dan daya tarik komersial tiap blok yang ditawarkan.
Demikian informasi seputar pelelangan 75 blok migas. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Tekno-Web.Com.