Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengumumkan bahwa inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 85,1%, menjadikannya negara dengan inklusi keuangan tertinggi di antara negara-negara anggota ASEAN. Inklusi keuangan merupakan upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
OJK mencatat bahwa pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Hal ini didukung oleh berbagai program inklusi keuangan yang diluncurkan pemerintah dan regulator di Indonesia. Salah satu program inklusi keuangan yang sukses adalah program tabungan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang berhasil memberikan akses kepada masyarakat untuk memiliki rumah dengan biaya yang lebih terjangkau.
Selain itu, Indonesia juga memiliki tingkat penetrasi kartu debit dan kartu kredit yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin banyak yang mengadopsi teknologi keuangan. Meskipun demikian, OJK masih berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dan mencapai target yang lebih tinggi pada tahun 2025, yaitu 90%.
Untuk mencapai target ini, OJK akan terus mengembangkan regulasi yang mendukung inklusi keuangan. Regulasi yang baik akan mendorong perusahaan fintech untuk beroperasi di Indonesia dan memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang belum terlayani. OJK juga akan berkolaborasi dengan regulator di negara lain untuk memperkuat inklusi keuangan di ASEAN dan memperkuat sektor keuangan di seluruh kawasan.
Namun, meskipun Indonesia telah mencapai tingkat inklusi keuangan yang tinggi, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses ke produk dan layanan keuangan di wilayah-wilayah terpencil dan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Untuk mengatasi hal ini, OJK dan pemerintah telah meluncurkan berbagai program inklusi keuangan di Indonesia yang ditargetkan untuk masyarakat di wilayah tersebut.
Selain itu, masih ada juga masalah terkait literasi keuangan di Indonesia. Meskipun masyarakat Indonesia semakin mengadopsi teknologi keuangan, masih banyak yang belum memahami cara menggunakan produk dan layanan keuangan secara efektif. Oleh karena itu, OJK dan pemerintah Indonesia terus mengembangkan program literasi keuangan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan. Secara keseluruhan, inklusi keuangan telah menjadi fokus utama OJK dan pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Hasilnya, Indonesia telah mencapai tingkat inklusi keuangan yang tinggi di ASEAN dan mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi. Meskipun demikian, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, seperti akses ke produk dan layanan keuangan di wilayah terpencil dan kurangnya literasi keuangan.