PLTA Kayan Siap Dikerjakan, Mobilisasi Alat Lewat Dua Jalur

Terkait pembangunan PLTA Kayan, PT KHE akan mulai tahap konstruksi di akhir tahun 2019.

Indonesia nampaknya mulai fokus pada sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Dibuktikan dengan berbagai PLTA yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya sudah dapat beroprasi. Salah satu PLTA yang sedang diusakan adalah PLTA Kayan.

PLTA Kayan dibangun di Bulungan, Kalimantan Utara. Diproyeksi mampu menghasilkan listrik sebesar 9.000 MW. Dengan kapasitas sebesar itu, defisit energi listrik di Kalimantan Utara sendiri akan terpenuhi. Untuk pembangunannya, PT Kayan Hidro Energy (KHE) menjadi nahkodanya.

Progres PLTA Kayan

Dilansir dari korankaltara.com, KHE telah memberikan paparan progres kepada Pemkab Bulungan Jumat (9/8/2019). Pengembang juga memberikan sejumlah laporan kegiatan yang akan dikerjakan dalam waktu dekat. Salah satu progres yang dilaporkan adalah rencana mobilisasi alat dan material guna pembangunan.

Dalam pertemuan tersebut, Bupati Bulungan, Sudjati, menjelaskan rencana mobilisasi alat berat. Dikatakan, mobilisasi akan dilakukan melalui dua jalur, jalur sungai dan jalur darat.

Bupati Bulungan, Sudjati, usulkan jalur mobilisasi PLTA Kayan (bulungan.go.id)

“Kali ini kita mendengar langsung, dan membahas bersama, progres KHE terkait PLTA. Ada beberapa hal yang disampaikan, termasuk salah satunya mengenai rencana mobilisasi alat berat mereka. Ada yang melalui sungai, ada juga via darat,” ungkap Sudjati yang dikutip dari korankaltara.com.

Antara KHE dan pemerintah daerah melakukan pertemuan tersebut guna membahas perkembangan yang sudah ada. Termasuk membahas beberapa izin yang harus dilengkapi. Masalah pengerukan sungai untuk akses mobilisasi, Pemkab Bulungan masih melakukaan tinjauan atas rekomendasi yang diusulkan melalui instansi teknis.

“Nah, saat ini dimungkinkan juga melalui jalur darat. Untuk itu kami juga menawarkan agar KHE bisa membangun jalan menuju ke sana. Karena dalam jangka panjang, itu juga demi kepentingan KHE ke depannya. Apalagi kalau lewat sungai sebenarnya risikonya lebih tinggi,” jelas Bupati Bulungan.

Sudjati  menilai, akses darat lebih memungkinkan digunakan saat malam hari. Namun usulan tersebut masih dipertimbangkan KHE. Karena KHE juga telah melakukan beberapa survei di beberapa jembatan.

“Kita menawarkan saja ini. Pak Roni (PT.KHE) ternyata sudah juga melakukan survei di beberapa jembatan, seperti di Sungai Nyelung dan lainnya. Sehingga bisa mempertimbangkan lah aksesnya,” katanya.

PLTA Kayan sendiri akan ditopang dengan lima unit bendungan. Masing-masing unit memiliki kapasitas listrik yang berbeda. Karena ditopang lima unit bendungan, dalam pengerjaannya pun akan dilakukan melalui lima tahapan. Dimulai dari pembangunan unit bendungan 1, hingga berlanjut ke unit bendungan 5.