Strategi Pertumbuhan PTBA: Peningkatan Produksi Batu Bara PTBA dan Proyek Jalur Kereta Baru

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), sebagai salah satu emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pertambangan, menetapkan target ambisius untuk produksi batu bara sebesar 41 juta ton pada tahun 2023. Hal ini diungkapkan oleh Farida Thamrin, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, dalam Public Expose Live 2023 pada tanggal 27 November 2023. PTBA juga merencanakan peningkatan produksi hingga 52 juta ton pada 2024, sejalan dengan pertumbuhan kapasitas angkutan kereta api batu bara.

Pada saat ini, PTBA memiliki cadangan batu bara terbesar di Indonesia, mencapai 3,02 miliar ton cadangan tertambang dan total sumber daya sebanyak 5,85 miliar ton. Meskipun cadangan ini cukup untuk 100 tahun dengan estimasi produksi 30 juta ton per tahun, PTBA berusaha meningkatkan produksi secara bertahap untuk mengoptimalkan potensi cadangan tersebut.

Per September 2023, PTBA telah berhasil meningkatkan produksi batu bara sebesar 15% year on year (yoy) menjadi 31,9 juta ton, dibandingkan dengan 27,7 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Volume penjualan batu bara juga mengalami kenaikan sebesar 15% yoy menjadi 27 juta ton, sementara volume angkutan kereta api mencapai 23,7 juta ton, meningkat 12% dari tahun sebelumnya.

Farida Thamrin menjelaskan bahwa produksi batu bara PTBA telah cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir, mencapai 37,14 juta ton pada 2022, 30,04 juta ton pada 2021, dan 24,82 juta ton pada 2020 saat puncak pandemi COVID-19.

Menanggapi peningkatan produksi, PTBA juga melakukan peningkatan kapasitas angkutan kereta api. Saat ini, PTBA mengoperasikan dua jalur KA batu bara, yaitu Tanjung Enim-Tarahan berkapasitas 25 juta ton per tahun, dan Tanjung Enim-Kertapati 7 juta ton per tahun, mencapai total kapasitas 32 juta ton per tahun. Pada tahun 2024, PTBA berencana untuk mengembangkan satu jalur KA batu bara tambahan dengan rute Tanjung Enim-Keramasan berkapasitas 20 juta ton per tahun, diharapkan dapat beroperasi pada kuartal IV/2024. Dalam jangka panjang, PTBA juga memiliki rencana untuk menambah rute KA batu bara dengan rute Tanjung Enim-Perajen berkapasitas 20 juta ton per tahun pada kuartal III/2026.

Meskipun PTBA mengalami kenaikan kinerja operasional, pelemahan harga batu bara global memberikan dampak pada kinerja keuangan perusahaan. Harga batu bara Newcastle diperkirakan akan melemah pada kuartal IV/2023, tetapi permintaan batu bara tetap tinggi terutama dari India, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa.

Farida Thamrin mencatat bahwa harga jual batu bara PTBA per September 2023 adalah Rp1,3 juta per ton, mengalami penurunan dari Rp1 juta per ton pada September 2022. PTBA tetap berusaha menjaga kinerja produksi batu baranya dengan melakukan efisiensi beban, optimalisasi digitalisasi pertambangan, dan peningkatan ekspor. Sebagai respons terhadap penurunan harga batu bara, PTBA berhasil meningkatkan porsi penjualan ekspor hingga 42% pada September 2023, dibandingkan dengan 38% pada tahun sebelumnya. India menjadi mitra utama dengan 14%, diikuti oleh Korea Selatan 8%, China 7%, Kamboja 3%, dan negara-negara Eropa sebanyak 10%.

Meskipun PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menghadapi tantangan harga batu bara global, strategi pertumbuhan yang terfokus pada peningkatan produksi dan ekspansi pasar ekspor diyakini akan membantu perusahaan mengatasi perubahan kondisi pasar dan mencapai target produksi yang ambisius. Demikian informasi seputar produksi batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Tekno-web.com.