Tren Penguatan Harga Minyak Mentah Jadi Tantangan Strategis bagi Industri Migas

Pelaku usaha minyak dan gas (migas) sedang dalam tahap penelitian mendalam terkait tren penguatan harga minyak mentah dunia saat ini. Meskipun kenaikan harga komoditas ini memberikan sejumlah bantuan bagi keekonomian proyek migas, sebagian pelaku usaha masih berhati-hati untuk meningkatkan kegiatan pengeboran mereka dengan agresif.

“Investor tidak ingin bertindak gegabah sampai ada kejelasan, karena saat ini kita berada dalam periode ketidakpastian meskipun harga minyak naik tetapi situasinya tidak pasti,” ujar Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Moshe Rizal.

Moshe juga menyatakan bahwa kenaikan harga minyak mentah dunia tidak memberikan dorongan yang signifikan untuk meningkatkan investasi dalam kegiatan pengeboran sumur di dalam negeri. Dia menjelaskan bahwa sumur-sumur migas domestik saat ini didominasi oleh lapangan-lapangan tua yang cenderung mengalami penurunan produksi. Oleh karena itu, biaya angkut minyak yang harus ditanggung oleh kontraktor kontrak karya (KKKS) masih akan relatif tinggi meskipun terjadi kenaikan harga minyak mentah.

Harga minyak melonjak lebih dari US$3 per barel setelah laporan mengenai serangan rudal Israel di Iran. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah. Data Bloomberg menunjukkan bahwa harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 menguat 3,60% atau 2,98 poin menjadi US$85,71 per barel, sementara harga minyak Brent kontrak Juni 2024 naik 3,44% atau 3 poin menjadi US$90,11 per barel.

Dalam konteks ini, Pri Agung Rakhmanto, seorang ekonom energi dan pendiri ReforMiner Institute, menganggap bahwa penguatan harga minyak saat ini dapat memberikan bantuan bagi keekonomian proyek-proyek migas di dalam negeri, terutama dalam hal pembiayaan proyek yang sudah berjalan. Namun, Pri menambahkan bahwa harga minyak mentah tidak akan secara langsung menarik investasi besar pada kegiatan eksplorasi baru yang masih dianggap berisiko tinggi.

Pri menyarankan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dalam sektor hulu migas guna menarik investor potensial saat ini. “Langkah yang harus diambil adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam sektor hulu migas kita, sehingga industri dapat melakukan bisnis dengan lebih mudah,” ujarnya.

Dengan demikian, meskipun penguatan harga minyak mentah dunia memberikan potensi bagi perkembangan industri migas, masih diperlukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan investasi dan mengoptimalkan potensi sumber daya migas di dalam negeri. Keselarasan antara kebijakan pemerintah, kebutuhan pasar, dan keberanian investasi akan menjadi kunci dalam menghadapi dinamika harga minyak mentah yang terus berubah.

Demikian informasi seputar perkembangan harga minyak mentah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Tekno-Web.Com.