Setelah sempat melemah selama dua hari berturut-turut, harga batu bara mengalami kenaikan sebesar 2 persen pada penutupan perdagangan 22 Juli 2025. Kenaikan tersebut menjadi sinyal pemulihan jangka pendek, meskipun pasar energi global masih dihantui ketidakpastian terkait permintaan energi.

Harga batu bara kontrak Agustus di ICE Newcastle tercatat naik 2,01 persen menjadi US$131,5 per ton, setelah sebelumnya mengalami penurunan yang signifikan.

Faktor Teknikal Dorong Kenaikan Harga Batu Bara

Analis pasar energi dari Refinitiv menilai bahwa kenaikan harga batu bara ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal jangka pendek, bukan oleh perubahan signifikan dalam permintaan atau penawaran.

Meskipun demikian, pembelian dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India tetap memberikan kontribusi terhadap penguatan harga. Keduanya masih menjadi importir utama batu bara Indonesia, meskipun permintaan mereka fluktuatif.

Indonesia mencatatkan tren ekspor batu bara yang stabil ke pasar Asia, dengan Tiongkok dan India sebagai konsumen terbesar. Namun, permintaan batu bara di Eropa masih tertekan akibat transisi energi ke sumber energi terbarukan.

Di sisi lain, faktor cuaca ekstrem di beberapa wilayah Asia, yang menyebabkan lonjakan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan, turut meningkatkan konsumsi batu bara meskipun hanya sementara.

Pelaku pasar tetap mewaspadai sejumlah risiko yang dapat membatasi potensi penguatan harga batu bara. Salah satunya adalah kemungkinan kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed, yang dapat menyebabkan penguatan dolar AS dan menekan harga komoditas berbasis USD.

Selain itu, sentimen pelemahan ekonomi global juga terus membayangi pasar energi, yang dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara maju.

Harga batu bara mengalami kenaikan 2 persen setelah periode penurunan, meskipun faktor teknikal lebih mendominasi pergerakan harga. Meski demikian, pasar batu bara masih penuh tantangan, dengan ketidakpastian dalam permintaan global dan risiko kebijakan moneter. Pelaku pasar perlu tetap waspada terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga batu bara ke depannya.

Demikian informasi seputar batu bara . Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Tekno-Web.Com.