PLTA Kayan Berpotensi Tingkatkan Perekonomian Daerah

Dengan dibangunnya PLTA Kayan di Kalimantan Utara, perekonomian daerah berpotensi akan terdongkrak.

Pembangunan PLTA terbesar di Indonesia siap dilaksanakan. Rencananya, PLTA Kayan akan dibangun di akhir tahun 2019. Pembangkit listrik tenaga air ini diproyeksi berkapasitas sebesar 9.000 MW. Pembangunan PLTA Kayan mendapat respon positif oleh berbagai pihak.

PLTA Kayan mampu mendongkrak perekonomian daerah

Tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan listrik di Kalimantan Utara, namun juga mampu mendongkrak perekonomian di sekitarnya. Jika PLTA Kayan telah beroprasi, diperkirakan berbagai potensi ekonomi akan muncul. Mulai dari perencanaan dan konstruksi wilayah Kalimantan Utara, hingga masuknya investor ke Kaltara.

Penyerapan tenaga kerja juga jadi salah satu nilai positif di sektor ekonomi. Dengan adanya penyerapan tenaga kerja tersebut, masyarakat tak perlu khawatir dengan lapangan pekerjaan yang tersedia di Kaltara.

Tidak hanya masyarakat saja, pemerintah provinsi juga akan mendapat pemasukan yang cukup besar. Adanya Pajak Air Permukaan (PAP) jadi salah satu nilai ekonomi yang akan didapatkan Pemprov.

Sebagai informasi tambahan, Pajak Air Permukaan (PAP) merupakan pungutan daerah (Provinsi) atas pengambilan dan pemanfaatan air permukaan. Salah satu yang dikenai PAP yaitu PLTA.

PLTA Kayan akan dikenai Pajak Permukaan Air (id.wikipedia.org)

Sedangkan yang dimaksud dengan Air Permukaan adalah air yang berada di atas permukaan bumi, namun tidak termasuk air laut. Kecuali jika air laut tersebut—dengan berbagai teknologi—ditarik ke daratan untuk dimanfaatkan di darat.

Dilansir dari nusantaranews.co, Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Provinsi Kaltara Busriansyah membenarkan adanya PAP. Nilai dari PAP dapat mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah setiap tahunnya.

“Masih perlu kajian lebih jauh. Namun, potensinya cukup besar dibandingkan sektor pajak lainnya,” ungkap Busriansyah, (13/5/2019).

Terkait masalah besaran PAP dari PLTA Kayan yang dikenakan, Pemerintah Provinsi Kaltara melalui BP2RD nantinya akan bekerja sama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

BP2RD dan Unmul Samarinda nanti akan melakukan penelitian dan pengkajian di PLTA Sungai Kayan. Tim peneliti nantinya juga akan melakukan studi banding ke beberapa PLTA lain, seperti di Bendungan Sigura-gura, Sumatera Utara.

Kegiatan penelitian akan berfokus pada NPA (Nilai Perolehan Air). Fokus tersebut dinilai penting dikarenakan NPA di Kaltara rendah, sehingga perlu untuk dinaikkan.

Objek PAP di Kaltara sendiri terdiri dari 5 PDAM yang berada di 4 kabupaten dan 1 kota. Selain itu, sebanyak 32 perusahaan ikut menyumbang PAP. Pada tahun 2019, PAP di Kaltara ditargetkan sebesar Rp 1,5 miliar (pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni).

“Sampai saat ini, capaian PAP adalah yang terendah jika dibandingkan dengan sumber pajak lainnya. Seperti PKB, BBNKB, PBBKB, dan pajak rokok,” ungkap Busriansyah.

Pembanguna PLTA Kayan jadi salah satu upaya Indonesia dalam hal energi terbarukan. Rencananya, PLTA Kayan juga akan menyuplai kebutuhan listrik ibu kota baru Indonesia, Kalimantan Timur.