Kabupaten Bulungan, yang terletak di Kalimantan Utara, menjadi pusat perhatian dalam pengembangan komoditas hortikultura, terutama nanas dan pisang. Kedua buah ini memiliki daya tarik yang tinggi bagi penduduk setempat maupun pasar internasional. Program kampung buah di Bulungan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan konsumen, sekaligus membuka peluang ekspor ke pasar internasional. Keberadaan kampung buah ini juga memberikan dukungan penting terhadap rencana pemindahan ibu kota negara ke Nusantara yang berdekatan dengan Bulungan.
“Kabupaten Parigi Moutong dikenal dengan beragam jenis durian, Bima NTB dengan bawang merah. Begitu juga dengan Kabupaten Bulungan, orang akan mengingat pisang dan nanas. Jika petani konsisten dalam mengembangkannya, tidak mustahil produk ini dapat diekspor,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto.
Tim monitoring dan evaluasi dari Direktorat Perlindungan Hortikultura telah dikirim ke empat kecamatan di Bulungan, yaitu Tanjung Selor, Tanjung Palas Timur, Tanjung Palas Utara, dan Pulau Bunyu. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memastikan pemanfaatan bantuan pemerintah oleh petani.
“Dalam arahan dari Pak Dirjen, kami mengirim tim untuk memeriksa kondisi kampung hortikultura, melaporkan fakta di lapangan, mencatat keluhan petani, serta memberikan solusi,” kata Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra.
Hasil kunjungan tersebut menunjukkan bahwa petani di Kabupaten Bulungan telah menggunakan bantuan pemerintah dengan baik dan optimal. Para petani mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh pemerintah, termasuk bibit dan pupuk, fasilitasi pengendalian hama dan penyakit tanaman, klinik perlindungan hortikultura, sarana penanganan dampak perubahan iklim, serta dukungan dalam pengolahan produk pascapanen.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hidup Terus Nurhakim menyatakan kesiapannya dalam mendukung produksi dan pengolahan nanas di daerahnya. Ia bahkan menargetkan agar produk dan olahan nanas di daerahnya dapat diekspor ke negara-negara terdekat.
“Kami menerima bantuan bibit dan pupuk untuk budidaya nanas. Selain itu, kami juga memiliki olahan jahe. Permintaan baik dari pasar lokal maupun internasional terhadap produk segar dan olahan kami sangat tinggi. Setidaknya, kami berharap dapat mengekspor ke negara-negara terdekat seperti Malaysia dan Brunei,” jelasnya.
Anggota Gapoktan Manunggal asal Tanjung Palas Utara, Karma, menyatakan tekadnya dalam mengembangkan kampung pisang di desanya. Meskipun mayoritas lahan di daerah tersebut digunakan untuk pertanaman kelapa sawit, ia dan petani lainnya yang menerima bantuan bibit dan pupuk berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi permintaan yang tinggi terhadap komoditas pisang.
“Kami memanfaatkan lahan yang ada meskipun tidak secara terpusat karena mayoritas lahan di sini digunakan untuk pertanaman kelapa sawit. Permintaan pisang sangat tinggi dan harganya menguntungkan, tetapi produksi kami belum mencukupi. Namun, petani di sini tetap berupaya semaksimal mungkin agar dapat mandiri dalam berproduksi di wilayah kami,” ungkap Karma.
Dengan potensi yang menjanjikan dalam komoditas nanas dan pisang serta dukungan yang diberikan oleh pemerintah, Kabupaten Bulungan memiliki peluang yang besar untuk menjadi sentra produksi buah-buahan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Diharapkan program kampung buah ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat setempat.